Sabtu, 17 Desember 2011

Kita untuk mereka

Tadi pagi baru denger cerita tentang kakek-kakek yang biasa jual tali sepatu depan kampus. Temen gue cerita kalo ternyata itu kakek aslinya dari garut, disini ngerantau gitu. Disini, di nangor dia gak punya tempat tinggal, kalo tidur di musollah sekre ukm. Sang kakek juga ternyata suka bantu beres-beres musolah walau tanpa tanda imbalan. Dia udah nyoba buat jadi karyawan tapi ditolak sama kampus dengan alasan ‘sudah terlalu tua’. Akhirnya itu kakek ya beresin tanpa adanya imbalan. Mungkin hanya dari anak-anak ukm aja yang tau.
Balik ke profesi asli kakek itu yang seorang penjual tali sepatu ya. Tali sepatu yang dia jual itu harganya Rp.5000 per sepasang tali. Sementara harga aslinya kurang lebih Rp.4000, berarti untung Cuma Rp.1000. Tiap hari dia jualan, tapi gak banyak juga yang beli atau bahkan kadang gak ada yang beli.
Suatu hari ada seorang mahasiswa yang beli tali sepatu di kakek itu, si kakek bersyukur banget masih ada yang beli tali sepatunya. Dia pun cerita mengenai sekilas kehidupannya sama si mahasiswa ini. Si kakek ini asalnya dari Garut, punya 12 orang anak. Beberapa memang sudah menikah dan hidupnya udah misah sama si kakek ini, tapi anaknya yang lain? masih banyak juga dan masih bersekolah. Si bapak ternyata tiap hari, dari hasil penjualan tali sepatu ngumpulin uang buat beli 20 liter beras. Dan dia baru akan pulang ke Garut setelah berhasil mengumpulkan uang untuk membeli 20 liter beras ini. Kebayang dengan keuntungan penjualan, harus berapa lama kakek ini ngumpulin uang? harus sampe kapan si kakek ini berjualan tali sepatu?
Dari uang penjualan itu, si kakek tabungin terus. Sementara buat makan? entah dari mana. Sungguh miris sekali.
Jujur gue ngerasa jahat. Gue sering ketemu si kakek yang nawarin tali tapi gak pernah beli. Lebay mungkin tapi gue memang ngerasa jahat setelah tau fakta ini.
Dan sebenarnya kita ada untuk orang lain, baik yang kita kenal atau belum kita kenal.
Mata ada untuk melihat keadaan sekitar,
Telinga untuk mendengar bahagia dan tangis mereka
Hidung untuk mencium segarnya alam atau sekarang, mencium polusi dimana-mana
Mulut untuk berbicara yang membangun dan menyampaikan kebaikan
Tangan untuk merangkul dan menggenggam tangan mereka yang membutuhkan
Kaki untuk melangkah menuju masa depan cerah
          Kita, manusia ada untuk mereka, panca indera dan anggota tubuh lainnya adalah untuk kepekaan kita terhadap semuanya
          Kapan mau mulai manusia seutuhnya?

Sabtu, 10 Desember 2011

after a long longggg time

Yep after a long long time gak buka blog ini (baru sebulan sih kurang lebih) finally buka blog lumutan garing ini juga
Sibuk ya lumayan ahahaha sok banget, selain itu emang bingung juga si mau nulis apa (ya always like this sih)
Oiyehh bentar lagi uas LUSA tepatnya onoh omigat belum siap emang, ngeri emang, apalagi uts gue nilainya rada cacat di mtk ampun Ibu ngenes euy dapet apa tau gue. Tapi mudah2an minimal C lah ya amin yaAllah bagus lagi B aminnn
Semoga ip bagus diatas 3 aminnn. Huhuhu
Bantu kaka ya baim adik bakpau yang lucu unyukunyuk minyiwminyiwwww

Rabu, 02 November 2011

like bang toyib~

udah berapa lama gue hijrah ke nangor city tercinta ini? udah berapa lama gue tidak mengecap nikmatnya masakan ibu di rumah? kasur pw dan selimut pokemon gue? onohh
yaa ga lama juga si kadang pulang tapi kalo dikira2 udah 3 bulanan lebih kali ya hijrah dari jekardahku tersayang..
selama disini si WAW, apa yah gitu deh. Banyak yg pengen gue tulis tapi sayang again and again kalo udah depan lepih pasti deh malah ngelantur kemana2 dan bukian ke tujuan awal -,-
disini disini gue sudah merasakan broken itu gimana loh huakakakkakakakakkkak, well emang gimana banget gitu amit aru berapa bulan they was broke my heart, so my heart will go on huakakkak apa coba
okeh disini FOKUS kuliah (sama mainlah dikit) usahakan no ngeceng LOL iya harus itu!
yak segitu aja dulu ya nyetor tulisan doang aja, see ya
be good be cool be better

Senin, 22 Agustus 2011

new ha

I'm anak kost now! Yeah I'm rock kan? lol engga sih
Sebagai anak kost yaa bisa dibilang kaya 'memulai hidup baru' *apaan coba* -,-. Apa-apa sekarang ndewekan, makan, nyuci, masak, nyetrika dll lah. Yaa buat saya itu suatu proses pendewasaan dan kemandirian, toh nanti hidup akan lebih keras dari ini (ih waw berat ya omongan gue). Banyak hal baru yang saya dapat dan lihat dari merantau ini, seru, unik, kaget, nano-nano dah. Banyak ketemu orang baru dengan watak dan karakter yang beda-beda yang 'waw' yang 'ajaib', yang kece-kece juga hahhahaha :D
Masuk kuliah --> jadi maba --> ospek, yak ini dia yang bikin eerr horor memang menurut pemikiran banyak orang (termasuk saya loh *eh). And finally saya merasakan what is ospek, and you know what i feel eerr ospek is waw (ini berarti seribu makna) asik sih tapi yaa memang sedikit horor, apalagi si tatib a.k.a tata tertib, bidang yang ngatur tata tertib para bocah maba yang kalo ngomong suaranya gahar gila. Tapi kalo kata saya mah itu tuntutan peran aja, yang galaknya naujubilah aslinya gokil naujubilah tuh kayanya *sotoy*

Minggu, 19 Juni 2011

judul-judulan

Jadi penulis merupakan cita-cita saya atau mungkin impian lebih tepatnya. Tentu ini adalah dua hal yang berbeda bukan? Menurut kamus Bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang ingin dicapai. Sementara impian adalah hal yang diinginkan. Kenapa saya bilang impian bukan cita-cita? Jawabannya adalah karena memang saya sendiri tidak terlalu serius dalam mengejarnya, saya kurang berlatih bahkan jarang sekali menulis, jadi bagaimana bisa itu dikatakan sebagai cita-cita?
Saya akui menulis bukanlah hal mudah khususnya untuk pemula belia yang masih bau kencur seperti saya, banyak kendala yang harus dihadapi, dan membuat bingung. Mungkin untuk para pemula seperti saya yang menjadi masalah antara lain, mulainya harus bagaimana, awal paragraf harus basa-basi atau bagaimana, bagaimana memilih kosakata, judul atau isi dulu dst. Tapi semua itu bisa dirangkum menjadi satu kata ajaib yaitu ’bagaimana’ ( lihat hampir semua yang saya tanyakan memakai kata ’bagaimana’ ). Atau mengalami masalah yang mungkin juga dialami penulis senior seperti malas, kehabisan ide,  jenuh, sibuk dst.
            Masalah malasah dan masalah saja yang dipikirkan lalu bagaimana kita mau nulis kalau yang ada dipikiran hanya itu saja, go ahead!! menulis gak harus selalu mengacu pada sastra formal, seperti novel, syair, pantun atau cerpen ( terkadang ini gak terlalu formal juga ). Sekarang ini juga banyak penulis-penulis muda yang punya gaya tulisan kocak dan santai, jadi cobalah tulis apa yang Anda suka apa, mau atau pikirkan seperti yang sekarang saya lakukan. Bisa berupa apa saja kan? Apa yang Anda alami hari ini, unek-unek, hobi, kritik dan opini ( tapi tetap mengacu pada asas berpendapat ya J). Dengan menulis apa yang Anda suka dan inginkan ide akan mengalir begitu saja seperti air, hati pun senang Ibu-Bapak senang, semua senang hahaha
            Ketika kita sudah mulai atau baru mau mulai menulis tentu ada semangat ’45 yang menggebu-gebu bagaikan gelora asmara ( ok terlalu lebay nampaknya ), rasanya pengen nulis semua yang udah terurai cantik di otak tapi terkadang di tengah perjalanan atau ketika baru menatap layar komputer, semua yang ingin kita tulis buyar dalam sekejap entah apa penyebabnya, iya gak? Betul, betul, betul. Nah kalau saran saya yang masih pemula belia yang masih bau kencur ini hanya ada dua pilihan. Hidup memang penuh dengan pilihan bro dan sist, tinggal bagaimana kita memilih yang tepat, akurat, nyaman, dan yang terbaik. Pilihan pertama adalah berhenti beberapa detik lalu mengingatnya atau sambungkan saja dengan kalimat sebelumnya. Kedua tinggalkan dan lanjutkan besok atau selang beberapa jam, bangkitkan kembali imajinasi dan semangat untuk cuap-cuap.
            Jujur gaya tulisan apa adanya ( ya apa adanya tapi ada apanya juga, maksudnya isinya ) seperti ini, saya terinspirasi oleh seorang penulis yang bukunya sudah saya incar dari awal diluncurkan tapi baru saya beli kemarin hehe. Saya pikir gaya penulisan seperti ini asik, tidak banyak beban seperti harus teratur atau sesuai kaidah berbahasa yang terlalu rumit, santai tapi bermakna ( semoga saja ), bisa dalam suasana hati apa saja, gembira, sedih, kesal kita bisa tuangkan dalam tulisan. Tapi saya juga sempat berpikir apakah ini termasuk dalam kategori plagiat? I don’t hope so, amin.
            Menulis memang menyenangkan banyak hal yang bisa kita tuangkan, dapat melegakan perasaan karena anggap saja menulis adalah curhat ( tapi jangan terlalu membuka diri kalau tulisan Anda akan dibaca orang lain ), menulis bisa menghilangkan kepenatan dan kejenuhan hidup, dengan menulis bisa mengasah kreatifitas dan imajinasi tentunya. Wadahnya pun sudah banyak seiring dengan perkembangan tekonologi, bisa di blog, situs jejaring sosial ( saya tidak mau menyebutkan situs-situsnya soalnya enak dimereka saya iklanin tapi saya tidak dapat royalti, huh enak saja! *_* ), atau kalau sudah berani dan bisa Anda dapat mengirimkan tulisan Anda ke koran atau majalah, kalau pun dapat honor itu berarti bonus, hati senang perut kenyang hahahha
            Jadi menulislah sebelum menulis itu dilarang, menulislah selagi masih mampu, menulislah selagi Anda menyukainya, menulislah selagi ada kesempatan, ada jalan, dan ada semangat, menuslilah apa yang Anda suka, menulislah hal-hal menyenangkan selagi masih bisa menikmatinya, dan menulislah agar bangsa ini semakin maju J
            Nangka busuk ada manggis yuk kita nulis ( agak maksa )

Minggu, 27 Maret 2011

more and more temptation

Ujian akhir nasional atau UAN. Yepyep ini mungkin hal yang agak serem ya buat para pelajar Indonesia termasuk gue juga tentunya. Kenapa? pake nanya lagi, jelas uan adalah final dari menuntut ilmu selama 3 tahun untuk SMP dan SMA atau 6 tahun untuk SD. Tapi dalam tulisan ini lebih ke arah UAN SMA, yaa karena memang gue adalah pelajar SMA. Mungkin tulisan ini juga isinya vurhatan gue tentang UAN kali yaa, tapi sedikit banyak pastilah apa yang gue ungkapin sama seperti yang dirasakan atau dialami sekarang sama anak SMA lainnya.
Emmm... sebenernya gue bingung yaa mau mulai dari mana dan kaya gimana, karena ngomongin UAN juga banyak sangkut pautnya sama hal lain (iya gak sih?)
Well, kalo ngomongin UAN mungkin hal pertama ditanyakan adalah "udah siap UAN belum?" atau "seberapa siap kita dalam menghadapi UAN?" dan menurut gue rata-rata jawaban para pelajar termasuk gue adalah "belum" atau bahakan "tidak" (sebenernya sama aja si jawabannya -_-). Ketidaksiapan ini dikarenakan banyak faktor dan pastinya karena kurang belajar. Berapa persen sih pelajar Indonesia yang belajar dengan sungguh-sungguh, dengan menjunjung tinggi aspek kejujuran, ketekunan dan sebagainya, mungkin hanya segelintir pelajar yang melakukan hal seperti itu atau mungkin gak ada dan itu cuma angan-angan imajinasi yang gak mungkin tercapai? Jangan sampe deh, semoga masih ada pelajar-pelajar yang seperti itu, yang mikirin gimana nasib mereka dimasa depan, gimana nasib bangsa ini. Jujur gue pun belum bisa menjadi pelajar teladan yang baik yang serius dan sungguh-sungguh dalam belajar dan gue akui sulit untuk mencapainya tapi suatu saat pasti bisa! amin, dan bukan hanya gue tapi juga para pelajar Indonesia lainnya.


sebenernya masih banyak yang mau gue tulis tapi gue ga bisa melanjutkannya saat ini karena sesuatu, so kapan-kapan gue lanjutin. Ahh padahal gue lagi pengen nulis karena udah lama gak nulis dan jarang loh gue nulis postingan yang cukup berbobot (menurut gue) -_-